Ketika Kita Tidak Bisa Menari Balet, Bukan Berarti Kita Bodoh
Kisah satu ini terinspirasi dari UTS kemarin, karena galau menghadapi dan galau menunggu hasil UTS karena ragu dengan kemampuan saya sendiri, hhe… tp emang UTSe susah og,, arep njawab ngawur ae angel, apa maneh njawab bener -_-”
ini hanya sedikit percakapan ringan dan singkat antara seorang anak yg anggap saja tidak seperti anak lain dengan ibunya…
—————————————————-
anak: Bu, kenapa Tuhan tidak menciptakanku seperti anak2 yang lain?
Ibu : Maksudmu?
Anak : Kenapa aku harus berbeda dengan yang lain?
Ibu : (mendekap anaknya itu sembari tersenyemum) sekarang ibu tanya, Kenapa kamu harus sama dengan yang lain?
Anak : (tersenyum)
Ibu : sekarang, coba kamu bayangkan! kalo ibu menyajikan sepiring nasi hangat, semangkuk kecil sayur bayam, 2 potong tempe goreng, dan sebuah pisang sebagai penutup untuk makan siangmu. bagaimana menurutmu?
Anak : hmm,, tentu aku akan makan banyak siang ini, hehehe
Ibu : (tertawa ringan). coba kita perhatikan. Di situ ada nasi dari biji padi, sayur bayam dari daun bayam. Kau lihat, Nak? Bayam itu akan enak saat kita petik daunnya dan kita masak. Tapi tanaman padi tidak akan mnjadi hidangan yang enak dimakan saat kita memasak daunnya. namun tidak berarti padi itu tidak enak dimakan, bukan? ketika padi itu memiliki biji yang baik, ia akan menjadi tanaman padi yang baik yang enak untuk dimakan (bijinya) sekalipun daunnya tidak enak di makan. Begitu juga dengan kita. Kita akan menjadi orang besar saat kita mau melakukan apa yang mampu kita lakukan sekalipun kita tidak bisa melakukan apa yang orang lain lakukan (tersenyum bijak).
—————————————————-
sedikit pelajaran yang mungkin bisa kita petik dari sepenggal percakapan di atas,,
Kita tidak akan, tidak bisa, dan tidak pantas disebut bodoh ketika kita tidak melakukan hal yang memang tidak bisa kita lakukan selama kita masih mau melakukan hal yang bisa kita lakukan. Memaksimalkan diri dalam melakukan hal yang bisa kita lakukan akan menjadikan kita menjadi pribadi yang baik dan akan membuat kita menjadi orang besar. Seperti orang2 besar di sekitar kita. Sebagai contoh misalkan H. Roma Irama. beliau menjadi besar karena beliau mampu bernyanyi dan mau memaksimalkan kemampuannya itu. dan beliau tidak pernah dianggap bodoh padahal beliau tidak bisa menjahit, menyulam, apalagi menari balet…. untuk menjadi pribadi yang besar, yang harus kita lakukan adalah melakukan apa yg bisa kita lakukan dengan maksimal, dan kita tidak harus melakukan yang orang lain lakukan.
Yogyakarta, 11 November 2011
-Wisnu Anindyojati-