Kerikil-kerikil Kecil

Terhampar, Tampak Tak Berarti

Nasehat dari Teman Duduk

Hanya ingin sekadar berbagi nasehat yang saya dapat seminggu yang lalu. Hari minggu yang lalu, pagi hari saya sempat duduk ditemani teman akrab saya, diri saya yang satu lagi, Wisnu Anindyojati yang satu lagi yang memang sering menjadi teman duduk saya dan yang selalu menemani saya saat saya sekedar menegakkan punggung dan menghanyutkan diri di samudra kalbu yg kadang saya lakukan di 1/3 malam…

Nah, ceritanya saat dia duduk di samping saya pagi itu, tiba2 dia, diri saya yg satu lagi bilang (kadang dia memang begitu) “saat kita memberi kesempatan pada orang, itu juga bisa berarti kita memberi kesempatan pada diri kita sendiri. Karena bisa saja dia yang mencari kesempatan itu berusaha mencari kesempatan agar bisa menyempatkan dirinya untuk kita”.

Saya hanya diam tak berkomentar,, Wisnu yang satu itu lantas menambahkan, “dan ketika kita melewatkannya, kita akan menjadi sering berkata ‘andai saja saat itu’….”

Mendengar pernyataan itu saya kemudian mengajukan pertanyaan, “bagaimana kita bisa menyesal jika kita tidak tahu kita akan mendapat kesempatan dan kita juga tidak tahu kalo ada orang yang berusaha menyempatkan dirinya untuk kita?”

Si Wisnu tertawa ringan dan menjawab, “setiap kebaikan tak akan pernah bisa ditutupi. Kita tetap akan mengetahui kebaikan dan ketulusan seseorang apalagi jika itu ditujukan pada kita sekalipun kita tak tahu atau sengaja tak mau tahu. Kebaikan yang tulus itu adalah keindahan yang sempurna. Saat kita menutup mata dan tak melihatnya, telinga kita masih bisa mendengar merdu suaranya. Saat kita kemudian menutup telinga, semerbak keharumannya masih bias kita cium. Dan ketika semua indera kita tidak aktif, hati kita akan tetap merasakan bahwa itu indah”

Purworejo, 13 November 2011

-Wisnu Anindyojati-

Single Post Navigation

Leave a comment